Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mendukung penuh kerja sama antara Gunung Sewu UNESCO Global Geopark dengan Langkawi UNESCO Global Geopark di Malaysia. Kerja sama ini bertujuan memperkuat kerja sama dan meningkatkan jumlah kunjungan wisata di kedua geopark tersebut.
Acara penandatanganan MoU kerja sama dua UNESCO Global Geopark ini diadakan di Auditorium Grhatama Pustaka pada Rabu (01/11). Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengatakan, kerja sama ini sangat penting dalam rangka mengupayakan kemajuan khususnya kedua daerah, utamanya di bidang pariwisata dan kebudayaan.
“Seperti yang kita ketahui, kedua daerah, DIY dan Langkawi, menjadikan pariwisata dan budaya sebagai sektor andalan dalam rangka memajukan perekonomiannya. Dan dalam dunia yang semakin kompleks seperti sekarang ini, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa untuk mempercepat pembangunan kita harus mengembangkan kerja sama dengan pihak-pihak, baik di dalam maupun luar negeri,” ungkapnya.
Beny menuturkan, Pemda DIY pun mengapresiasi program yang dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri, dalam hal ini Diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu). Sesparlu Angkatan ke-73 ini mendukung diplomasi dengan merancang dan memfasilitasi kerja sama antara UNESCO Global Geopark Gunung Sewu dan UNESCO Global Geopark Langkawi.
“Saya mengapresiasi program-program Pusdiklat Kementerian Luar Negeri yang dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat, terutama di DIY. Terkait kerja sama luar negeri, Pemda DIY memberikan prioritas yang tinggi kepada kemajuan kerja sama luar negeri, baik melalui mekanisme kerja sama Sister Province maupun Kerja sama teknik,” imbuhnya.
Beny menambahkan, dalam rangka ikut melestarikan warisan budaya umat manusia yang didorong oleh semangat Konvensi UNESCO untuk Warisan Dunia Tahun 1972, masyarakat Yogyakarta dan bangsa Indonesia pada umumnya telah mengajukan Sumbu Filosofi Yogyakarta The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks menjadi warisan dunia. Alhamdulillah pengajuan ini sudah disetujui dalam Sidang ke-45 World Heritage Committee – UNESCO di Riyadh pada 18 September 2023.
“Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dari kerja sama dan koordinasi yang sangat baik antara Pemda DIY dan Kementerian Luar Negeri. Dengan koordinasi, sinergi dan kolaborasi yang semakin baik antara Pemda DIY dengan Kementerian Luar Negeri, saya yakin upaya pembangunan yang terus menerus diupayakan akan membawa dampak yang signifikan bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, utamanya di DIY,” paparnya.
Pejabat Fungsional Ahli Madya Kementerian Luar Negeri RI, Arief Hidayat mengatakan, geopark menjadi kawasan yang mengintegrasikan tiga macam keragaman, yakni keragaman geologi, keragaman hayati, maupun keragaman budaya. Dan Gunung Sewu menjadi salah satu dari 10 geopark di Indonesia yang diakui UNESCO. Gunung Sewu pun terletak di tiga kabupaten, yakni Wonogiri, Gunungkidul dan Pacitan, serta tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY.
“Geologi, hayati dan budaya yang ada di Gunung Sewu sangat luar biasa dan jarang ditemukan di dunia. Geopark Gunung Sewu memiliki 116 gua yang memiliki stalaktit dan stalakmit, serta arus sungai bawah tanah. Dalam gua di area ini juga pernah ditemukan fosil peninggalan manusia purba yang diperkirakan hidup pada sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Karenanya, geopark ini memiliki potensi pengembangan wisata yang luar biasa,” paparnya.
Melalui kerja sama ini, Arief pun berharap terbukanya peluang kerja sama yang lebih luas dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Penandatanganan MoU ini juga diharapkan tidak hanya akan memperkuat kerja sama antara Gunung Sewu dan Langkawi, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pariwisata berkelanjutan dan peningkatan kesehatan masyarakat.(fia/rls)