Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan menggelar resital seni pertunjukan sendratari pada Rabu (28/8/2024) malam di pendopo Ndalem Yudonegaran. Resital pertunjukan sendratari itu menjadi ajang ekspresi penari muda sekaligus upaya regenerasi pelaku sendratari di Kota Yogyakarta.
Resital sendratari dibuka dengan penampilan repertoar tari Anteping Nayaka yang menggambarkan prajurit wanita berlatih memanah sebagai perlindungan diri. Lalu persembahan tari Budong yang menggambarkan aktivitas buruh gendong mengangkut barang di pasar. Kemudian sajian utama pertunjukan sendratari dengan judul Tindha Niskala yang menceritakan pengorbanan, kemurnian dan kekuatan cinta.
“Jadi ini merupakan salah satu cara regenerasi bagi masyarakat Kota Yogyakarta khususnya generasi muda dalam bidang pertunjukan sendratari,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti saat resital seni pertunjukan sendratari.
Resital pertunjukan sendratari melibatkan 50 penari muda kota Yogyakarta dari perwakilan kemantren di Kota Yogyakarta. Yetti menyatakan resital sendratari ini ada beberapa tahapan sebelumnya yaitu rekrutmen dari 14 kemantren di Kota Yogyakarta. Rekrutmen diikuti putra putri usia 17-30 tahun warga Kota Yogyakarta. Setelah itu ada pelatihan dan workshop dari narasumber seniman tari dan membangun tim untuk melaksanakan resital sendratari.
Selain itu resital pertunjukan sendratari sebagai bentuk pelestarian, pengembangan dan pembinaan kepada masyarakat maupun para pelaku seni. Termasuk membumikan kembali kesenian sendratari di Kota Yogyakarta dengan memberi ruang eskpresi generasi muda dalam berkarya.
“Bagaimana ini menjadi salah satu upaya kami dalam meningkatkan kapasitas dan keterampilan maupun kemampuan pelaku seni di Kota Yogyakarta dalam bidang sendratari. Ini jug menjadi ruang ekspresi dan apresiasi kami bagi pelaku seni bidang sendratari,” terangnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Pemkot Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengapresiasi resital pertunjukan sendratari. Apalagi melalui proses panjang karena tidak hanya bicara pelestarian budaya, tapi proses regenerasi dengan adanya rekrutmen di 14 kemantren di Kota Yogyakarta.
“Regenerasi dan pelestarian budaya di Kota Yogyakarta bukan sesuatu yang sepele. Tapi ini menjadi hal strategis dan dikedepankan sehingga pelestarian dan regenerasi menjadi isu utama,” tutur Aman.
Menurutnya resital pertunjukan sendratari adalah proses pencapaian atas Dasar kolektif kolegial. Hal Itu menunjukan bahwa pembangunan budaya di Kota Yogyakarta dasarnya adalah tidak teknis semata-mata konteks pelestarian. Namun dasarnya adalah membangun ekosistem budaya yang dalamnya ada kolektif kolegial. “Dengan demikian acara (resital sendratari) malam ini mempunyai manfaat-manfaat penting. Kuncinya adalah mari kita lanjutkan,” tambahnya.
Sedangkan peserta resital sendratari dari perwakilan Kemantren Wirobrajan Angelica Yolanda dan Kemantren Danurejan Nabila Kezia menyambut baik resital sendratari itu dan puas bisa tamp menari. “Kalau dari saya memuaskan dengan hasil dari latihannya panjang,” ujar Angelica.
Menurut mereka dari kegiatan yang mengundang teman-teman dari berbagai kemantren dan menghasilkan sebuah karya bisa saling mengenal. Termasuk memperkuat kecintaan pada seni tari. “Saya berharap acara resital ini bisa berlangsung dari tahun ke tahun. Kita bisa saling mengenalkan dan banyak ilmu yang bisa didapat,” ucap Nabila.(as)